Selasa, 20 Agustus 2013

Nyanyian Frau

Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta berkali-kali kepada satu hal yang sama? Saya merasakannya, kepada wanita sederhana dan cantik yang satu ini. Saya merasakan jatuh cinta berkali-kali. Pada karya-karyanya, pada kesederhanaannya, pada pilihan-pilihannya, diusianya yang masih belia.


Adalah Leilani Hermiasih Suyenaga, bersama piano kesayangannya bernama Oscar, berkolaborasi menghasilkan karya-karya indah "Mesin Penenun hujan, I'm a Sir, Salahku sahabatku, Rat and Cat, Sepasang Kekasih yang Bercinta di Luar Angkasa, dan Glow" di album pertamanya berjudul Starlit Carousel. Kolaborasinya bersama dengan Oscar dia namakan Frau.


Kelihaiannya memainkan musik klasik dan menulis lagu-lagunya sendiri membuat banyak pengamat, musisi, dan penikmat musik berdecak kagum. Saya mengenalnya beberapa tahun lalu saat Glen Fredly melalui akun twitternya memuja Frau sesaat setelah menyaksikan performnya, saya lupa kicauannya seperti apa, tapi intinya dia bilang the new musician star was born. Penasaran, saya langsung mencari tahu tentang Frau. Saya jatuh cinta pada pendengaran pertama, pada Mesin Penenun Hujan. Dan selanjutnya mendownload lagunya satu persatu. 

Ketenaran dan tawaran menggiurkan tidak lantas menjadikan dia lupa diri seperti kebanyakan penyanyi karbitan yang doyan lip sync itu. Dia memilih tetap berada di jalur indie. Dia tidak ingin terkenal. Dia ingin menjadi biasa-biasa saja, seperti anak-anak muda lainnya. Dia tidak ingin diperlakukan istimewa. Dia mengakuinya melalui wawancara di link ini. Dia bahkan mengakui sempat ngambek dengan panggung. Dia sangat menikmati ketika memainkan lagu-lagunya bersama Oscar di panggung, tapi setelah turun dari panggung, atmosfernya menjadi berbeda. Di tahun 2011 dan 2012 dia memilih berbalik arah menenggelamkan diri ke dalam studinya, meninggalkan hingar bingar ketenarannya yang mulai menanjak.

"Aku menyadari kalau musik adalah faktor penyeimbang hidupku. Dengan kata lain, demi kewarasan pribadiku", akui Lani dalam sebuah wawancara. Akhirnya Agustus 2013, Frau merilis album keduanya bertajuk Happy Coda. Di fase pertama, dia merilisnya dalam bentuk digital yang bisa diunduh gratis di websitenya Yes No Wave. Album Happy Coda berisi delapan lagu, di buka dengan Arah yang sendu, sepi, nan memukau. Selanjutnya ada Suspen , Wishper, Something more, Water, Empat Satu, Tarian Sari (yang sudah dirilis singlenya terlebih dahulu), dan Mr. Wolf. 

Mendengarkan lagunya seperti mengajak kita untuk ikut menari, dan tiba-tiba dipaksa berhenti menyimak lirik yang tidak biasa. Lirik Lani tidak pernah biasa, penuh dengan imaginasi. Yang kurang dari liriknya dan mungkin fatal bagi sebagian orang adalah Lani terjebak pada imaginasi-imaginasinya yang memukau, tetapi lupa dengan kondisi real sebenarnya, tentang kondisi sosial di luar sana, dan menjaga jarak dengan persoalan politik dan ekonomi. Dia memilih jalur aman. Akan tetapi secara musikalitas, Lani adalah salah satu musisi yang sangat patut untuk diberi kata salute.

@office, masih menikmati dan menyimak Happy Coda

1 komentar:

  1. She's a real musician, realness is in her music so she doesn't need to feed people expectation with so called reality. Just escape and dance to her music.

    BalasHapus