Menurutmu, kenapa robot-robot yang masih sangat muda itu, dijejer di sepanjang jalan Salemba setiap pagi dan sore hari? Apa kau merasa terbantu dengan keberadaan mereka? Atau kau malah kasihan, mereka tak ubahnya seperti robot mainan yang dipunggungnya ada tombol untuk menggerakan siku sampai tangannya selebar 90 derajat, sebagiannya lagi seperti robot linglung memerhatikan mobil dan motor yang mengalir seperti muntahan lava gunung Merapi? Tidak, kau tak akan mengerti. Di belakang robot robot itu berbaris mobil-mobil atasan mereka, bus-bus kantor mereka, motor-motor mereka, menutupi hampir setengah jalan sumber kemacetan itu. Anak SDpun tahu, sekiranya mobil-mobil yang diparkir di belakang robot di sepanjang jalan itu disingkirkan, tentu jalan itu akan lebih lapang, dan tak perlu anak-anak yang baru tamat SMA itu dipajang seperti robot soak yang sedang linglung.
Masih menyoal robot tipe ini, belum jua kita move on dari perang antara cicak dan kebun binatanf, baru-baru ini muncul lagi hot news baru, video perselingkuhan antara robot dan kopaja! Secara terpola dan tanpa malu, kernek kopaja kopaja yang melintas di bunderah HI menyetorkan duit serupa membayar karcis di pos robot setempat. Kernek kernek itu tak ubahnya seperti berada dalam suasana perang, turun dari kopaja, berlari seefektif mungkin sambil plangak plongok kiri kanan takut kena ranjau kali, kadang-kadang sambil merunduk takut kena peluru mungkin, dan menyimpan setorannya di pos robot, lalu melanjutkan pelariannya, lari secepat mungkin, mengejar kopajanya yang malu malu untuk berhenti.
Ah kau robot. Seandainya saja kau mencintai dan memperlakukan kami selayaknya saudaramu, atau sahabatmu, seandainya kau bisa membuktikan bahwa kau dapat diandalkan, seandainya saja kejadian selingkuh selingkuh itu tidak terjadi, sekiranya saja atasanmu tidak seperti tikus mengerat semua makanan yang ada, tentu kami rakyat jelata ini tidak akan terus menjaga antipati padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar