Miris sekali melihat drama yang dipertontonkan negara ini. Di luar gedung aspirasi rakyat (katanya) itu, anak-anak bangsa di tembaki gas air mata, digebukin sampai penyok, diseret seperti maling sapi, sementara wakil rakyat (katanya) yang duduk didalamnya, mempertontonkan banyolan paling konyol, memperlakukan keputusan menaikkan harga bbm seperti tawar menawar ikan di pasar.
Apa mereka sekali saja pernah memikirkan, atas rencana kenaikan bbm itu, puluhan juta ibu rumah tangga terus cemas memikirkan kemungkinan dapurnya tidak bisa mengepul lagi, cemas akan biaya sekolah anak-anaknya yang pasti akan naik lagi, cemas akan biaya hidup yang semakin mencekik, sementara penghasilan tidak bertambah. Apa mereka tahu bagaimana rasanya menjadi miskin.
Seperti sudah tidak ada jalan lain lagi, Pemerintah membeberkan bermacam-macam alasan untuk menaikkan harga bbm. Ada yang percaya, ada juga yang mencak-mencak tak menerima.
Semalam sehabis menonton lelucon wakil rakyat itu di tv, yang kekonyolannya mengalahkan kekonyolan OVJ atau komedi paling lucu yang pernah ada, saya kemudian tertegun sendiri. Saya menitikkan air mata, entah karena terlalu lucu, ataukah terlalu menyedihkan, dan kemudian melanjutkan makan malamku. Tak ada yang saya lakukan, bahkan dengan lisan sekalipun. Mengutip quote dari film The Godfather "I spent my life trying not to be careless". Masihkah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar