Awalnya
saya ingin memberi judul tulisan ini “ The Benga’s day out”. Tapi setelah saya
pikir-pikir, apakah yang lebih penting selain obrolan ngalor ngidul selama
seharian menghabiskan waktu bersama mereka. Lagi pula saya sudah mendapatkan
kritikan sangat keras atas tulisan saya beberapa waktu lalu tentang “Ini BaruNamanya Liburan”. Katanya tulisan itu sangat JELEK, tak ada apa-apa didalamnya,
sampah, dan sangat Narsistik. Belum lagi efek dari tulisan semacam itu
merugikan banyak orang (diskusinya akan panjang jika membahas yang ini). Oke oke
saya menyadari itu sejak menuliskannya di pargraph pertama. Dan inilah yang
menarik dari pertemanan ini, pujian dan makian mungkin akan datang disaat yang
bersamaan. Rasanya nyeri-nyeri sedap.
Jujur
saya bahagia pasangan orang tua ini berada disini, meskipun cuma beberapa hari.
Mereka sedang mengurusi kerjaan masing-masing. Dan saya kecipratan kecapean
karena terpaksa begadang lagi setelah sekian lama memensiunkan istilah begadang
dari kamus saya. Hahaha
Adam
bergelut dengan Kehutanan dan Pertanahan, sementara Dhani bergelut dengan HIV
AIDS. Bisa dibayangkan begitu kayanya informasi yang bisa saya peroleh.
Dari
Dhany, saya baru memahami, kalau pengidap penyakit HIV AIDS itu masih bisa
tertolong selama si ODHA-nya (orang dengan HIV/AIDS)melakukan terapi. Selama ini saya berpikir, jika
seseorang sudah terinfeksi virus HIV maka tinggal tunggu saja ajal menjemput.
Ternyata tidak seperti itu, yang perlu dilakukan oleh seorang yang terinfeksi HIV/AIDS
adalah melakukan terapi agar virusnya tidak berkembang dan memastikan agar
virusnya tidak tertular kepada orang lain. Virus HIV/AIDS hanya tertular
melalui Air kelamin, darah, dan ASI. Jadi jangan takut bersentuhan apalagi
bergaul dengan pengidap AIDS.
Dari
adam, jangan ditanya lagi, dia selalu ceramah tentang banyak hal. Adamlah yang
menentang tulisan catatan perjalanan saya ke DIENG beberapa minggu lalu. Dia
mengejar-ngejar saya seperti penjahat untuk mendiskusikan dan menceramahi saya
tentang tulisan itu. hahahha. Tapi setidaknya saya punya tulisan untuk
dikritik. Dia tidak henti-henti
mempromosikan kota tempat tinggalnya yang katanya paling keren di Indonesia,
yaitu Bantaeng. Katanya lagi, Kepala Daerah Bantaeng sebenarnya lebih hebat dari
Jokowi, cuma saja dia tidak diekspos seperti Jokowi, dan itu membuatnya jauh
lebih keren. Sambil bergelantungan di transjakarta, kami bercerita tentang kota
impian Kuba, tentang Iwan Fals, hutan, dan diselingi gossip teman-teman
lama dan cerita asmara.
Di sini, di ibu kota berpenduduk 10 juta jiwa ini, saya sangat sering merasa sendiri. wakakaka. terserah, saya mau dicap sebagai anggota geng galauers sedunia. Memang seperti itu yang terjadi. Saya khawatir, kota ini lambat laun membuat saya menjadi seperti mesin. Tidak adalagi hasrat lain selain bekerja bekerja bekerja dan hibernasi di hari sabtu dan minggu.
Saya butuh mercusuar yang mampu memercikkan bola api ketika semangat berada di titik nadir. Dan saya percaya, itu bisa datang dari hubungan pertemanan yang tulus. Seperti kata Spongebob, Teman adalah kekuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar