PROLOG
Tahun lalu, Kurn Cobokan datang berkunjung ke Jakarta dan menyempatkan diri menemuiku. Kurn adalah sosok keras kepala
berhati lembut. Dia memiliki selera musik yang tidak semua orang bisa
memahaminya. Kepala rasanya mau pecah jika ada dia di basecamp dan memaksa seisi ruangan mendengarkan musik berisik
seperti tak bernada kesukaannya. Meskipun begitu, dia punya referensi musik
yang luas, dan senang membagikannya ke teman-temannya.
Kurn datang membawa DVD. Katanya isinya adalah film documenter sebuah band dari
Negara entah berantah. Perawakannya masih seperti dulu. Dia memakai kaos oblong
di dalam dan baju kotak-kotak di luar (jauh sebelum Jokowi membuat baju
kotak-kotak begitu popular di Indonesia), serta celana yang sudah di tambal di
hampir semua tempat. Syukur dia tidak membawa koleksi gemboknya dan
menggantungnya di leher. Masih seperti dulu, dia selalu membawa lemari
kemana-mana. Yahh, entah bagaimana caranya, tasnya muat dengan aneka macam
barang-barang, termasuk koleksi kertas-kertasnya. Dia punya hobby menumpuk
kertas-kertas yang hanya dia dan Tuhan yang tahu isinya apa.
Ngemeng-ngemeng Band dan Negara entah berantah itu adalah Sigur Ros dari
Islandia.
#penting
========
SIGUR ROS, HEIMA (2007)
Film berdurasi 97 menit ini bercerita tentang perjalanan sebuah band Islandia dalam membuat konser dari
desa ke desa di Islandia dan berakhir di Reykjavik ibukota Islandia.
Saya tidak pernah melihat
tempat setenang itu sebelumnya. Tidak banyak orang. Tidak banyak rumah, apalagi
kendaraan. Tidak ada gedung pencakar langit, mall, dan jembatan layang yang
meliuk-liuk. Sepertinya Negara itu menutup diri dari modernisasi. Islandia
memang sekecil Desa, namun dia adalah sebuah Negara.
Di Islandia, Sigur Ros tidak
melakukan konser di stadion seperti kebanyakan pementasan digelar. Mereka
melakukannya di tengah padang rumput yang sepi dan dingin, di musium, di
galangan kapal bekas, di rumah-rumah penduduk, di teras rumah, atau di
lembah-lembah hijau yang jauh dari pemukiman. Sebenarnya bukan jauh dari
pemukiman, tetapi karena rumah di Islandia sangat sedikit, makanya kelihatan
jauh dari pemukiman. Mereka selalu perform di tempat yang kosong dan terbuka.
Penduduk Islandia memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap musik. sehingga
tidak perlu khawatir apakah akan ada yang datang atau tidak. Mereka hanya
merasa punya kewajiban untuk kembali ke negaranya dan menghibur penduduk
setempat.
Panggungnya sangat kecil,
bahkan sering tidak menggunakan panggung sama sekali. Tidak ada pembatas. Yang
ada hanya alam yang terbuka bagi semua, dan gratis! Yang membuatnya jadi begitu
menarik, para penontonnya datang membawa semua keluarga mereka mulai dari
balita sampai kakek dan nenek mereka. Duduk di hamparan rumput, terpaku menatap
sekumpulan anak muda yang sedang memainkan harmoni alat musik dan bait-bait
indah. Anak-anak juga memiliki perhatian terhadap musik yang tidak kalah
hebatnya dengan orang tua mereka. Mereka seperti begitu menghayati dan
mengerti.
Penduduk Islandia begitu
intim satu sama lain. Tidak jarang ketika konser belum dimulai, anak-anak
berlarian bermain layang-layang sementara orang tua mereka ngobrol satu sama
lain. Apa yah yang membuat mereka begitu akur dan kelihatan begitu bahagia?
Film ini diawali dan ditutup
dengan pementasan Sigur Ros di Reykjavik, satu-satunya konser yang menggunakan
panggung dan soundsistem yang megah. Cuma saja, panggungnya ditutupi kain/layar
putih, yang disorot lampu, sehingga yang
terlihat hanya bayangan orang-orang yang sedang bermain di atas panggung. Layar
putih itu baru dibuka ketika konser sudah selesai. Konser yang aneh. Tapi
penonton yang datang sangat antusias dan membludak.
Yah begitulah Sigur Ros.
Mereka mengakui bahwa mereka kaget dengan perubahan yang mereka alami, seketika
mereka punya fans di seluruh dunia, memiliki label rekaman dan publisher, uang,
dan semua jenis barang. Kata sang vokalis Itu menakutkan dan membuat mereka
merasa ganjil. Ketika mereka menolak itu, maka orang-orang akan bertanya, “apa
yang kamu lakukan?”, dan menganggap itu aneh!
Sigur Ros berdiri sejak tahun 1994 di Reykjavik,
diawaki oleh Jón Þór
"Jónsi" Birgisson (guitar and vocals), Georg Hólm
(bass) and Ágúst Ævar Gunnarsson (drums). Genre music
mereka adalah pop rock, ambient, dan dream pop. Sampai saat ini mereka telah
merilis 8 album (Von
1997, and Von brigði 1998, Ágætis byrjun
1999, Rímur 2001, 2002,
Takk 2005,
Heima and Hvarf/Heim
2007, Með suð í
eyrum við spilum endalaust 2008, dan Hiatus, Inni, and Valtari 2009–presen). Saya
sendiri baru mengenal beberapa lagunya, tapi menjadi list lagu wajib saya tiap
malam atau diperjalan pulang dari kantor (Hoppipola, staralfur, vio spilum
endalust, olsen-olsen, dll). Sayapun tidak mengerti liriknya, yang saya tau music
mereka indah. Itu saja.
======
ISLANDIA
Kenapa film itu begitu
menyita perhatian saya. Karena lingkungan yang begitu tenang itu mungkin. Sejak
menyaksikan film itu, saya selalu berangan-angan kelak saya akan mengajak
suami, anak-anak, orang tua, dan sahabat-sahabat saya, datang duduk dilembah
yang sepi dan dingin, tak ada suara bising kendaraan, hanya kami para penonton,
menggelar tikar, menyalakan api unggun, bersenda gurau dengan penonton lainya,
sambil menunggu Sigur Ros manggung (tidak harus Sigur Ros, tapi setidaknya musiknya seindah karya Sigur Ros).
Lingkungan yang menghipnotis
saya itu adalah Negara Islandia. Negara yang lebih mirip pedesaan. Penduduknya
hanya sekitar 300 ribu jiwa. Sebagai perbandingan saja jumlah penduduk DKI
Jakarta sekitar 9 juta jiwa. Tidak mengherankan jika penduduk Islandia sangat
intim satu sama lain. Ketika berangkat kerja, tidak jarang mereka telat sampai
ke kantor, karena harus menyapa semua orang yang ditemuinya di jalan. Yahhh,
mereka saling kenal satu sama lain. Mereka melihat wajah yang sama setiap hari.
Tidak ada suara bising kendaraan dan asap knalpot.
Kehidupan mereka begitu
damai. Menurut data base Ruut Veenhoven tentang kebagiaan, Islandia secara
konsisten menduduki peringkat pertama sebagai salah satu Negara paling bahagia
di Bumi. Padahal cuaca di sana sangat ekstrim. Matahari di tanah Es adalah
benda yang selalu ditunggu keberadaannya, matahari adalah pembawa kehangatan
dan keceriaan. Pada saat musim panas (matahari muncul), malam akan seterang dan
sehangat cuaca pada siang hari. Sebaliknya musim dingin adalah cobaan paling
berat bagi penduduk Islandia, cuaca pada
siang hari akan sedingin dan sama gelap gulitanya pada malam hari. Kenapa
orang-orang yang hidup di tempat yang dingin lebih bahagia dan rukun? Konon,
ditempat yang dingin, kerjasama merupakan suatu keharusan. Semua orang harus
bekerjasama untuk memastikan makanan bisa diperoleh. Jika tidak semua orang
akan mati. Ini disebut teori “bertahan rukun atau mati”.
Apa yang membuat penduduk
Islandia mampu mempertahankan kebahagiannya secara konsisten? Ada banyak hal
yang begitu istimewa dari kebiasaan dan prinsip yang dijunjung tinggi oleh
penduduk Islandia.
#1 Sederhana
Penduduk Islandia
mempraktikkan kemewahan terbatas. Mereka percaya bahwa semuanya harus
sedang-sedang saja, bahkan bersenang-senangpun tidak boleh berlebihan. Yang
unik, di tanah es yang super duper dingin tersebut, minum dan mabuk-mabukan
hanya boleh dilakukan di akhir pekan. Minum minuman keras di hari kerja adalah
perbuatan yang dianggap berlebihan. Tetapi ketika minum alcohol di akhir pekan,
anda akan dianggap membuang-buang uang jika tidak mabuk. Harga minuman keras di
Islandia setinggi biaya pendidikan di beberapa Negara.
#2 Penulis adalah pekerjaan paling prestise
Pemerintah dan penduduk
Islandia memuja para penulis mereka. Hampir semua orang Islandia adalah penulis
dan penyair. “Lebih baik berjalan bertelanjang kaki daripada tanpa buku”,
demikian kata pepatah Islandia. Pemerintah mendukung penulis dengan banyak
penghargaan dan gaji yang bisa dihabiskan selama bertahun-tahun.
#3 Bahasa
Bagi orang Islandia, bahasa adalah sumber melimpah bagi kebahagiaan. Segala sesuatu yang hebat dan bijak mengenai Negara kecil ini mengalir dari bahasanya. Ucapan selamat datang formal dalam bahasa Islandia adalah “Komdu Soell” yang berarti “datanglah dengan bahagia”. Ketika berpisah mereka mengatakan “Vertue Soell” yang artinya “pergilah dengan bahagia”. Ucapan yang sangat baik dan tulus. Yah kata-kata itu kedengaran sungguh tulus. Hampir setiap tempat di Islandia seperti galleri seni atau toko music atau kafe yang penuh dengan penulis yang menulis novel Islandia Raya. Islandia menggunakan dwi bahasa yaitu bahasa Islandia dan bahasa inggrish. Orang Islandia sangat mencintai bahasa mereka, bahkan lebih mencintai bahasa daripada Negara mereka. Mungkin inilah rahasia mengapa Sigur Ros selalu menulis lagu-lagunya dalam bahasa Islandia.
#3 Bahasa
Bagi orang Islandia, bahasa adalah sumber melimpah bagi kebahagiaan. Segala sesuatu yang hebat dan bijak mengenai Negara kecil ini mengalir dari bahasanya. Ucapan selamat datang formal dalam bahasa Islandia adalah “Komdu Soell” yang berarti “datanglah dengan bahagia”. Ketika berpisah mereka mengatakan “Vertue Soell” yang artinya “pergilah dengan bahagia”. Ucapan yang sangat baik dan tulus. Yah kata-kata itu kedengaran sungguh tulus. Hampir setiap tempat di Islandia seperti galleri seni atau toko music atau kafe yang penuh dengan penulis yang menulis novel Islandia Raya. Islandia menggunakan dwi bahasa yaitu bahasa Islandia dan bahasa inggrish. Orang Islandia sangat mencintai bahasa mereka, bahkan lebih mencintai bahasa daripada Negara mereka. Mungkin inilah rahasia mengapa Sigur Ros selalu menulis lagu-lagunya dalam bahasa Islandia.
#4 Satu rasa
Di Islandia, jika tingkat
pengangguran mencapai 5 persen, itu dianggap sebagai skandal nasional dan
Presiden harus diturunkan. Namun orang Islandia akan toleran dengan tingkat
inflasi yang relative tinggi. Inflasi tinggi merupakan rasa sakit bersama,
semua orang merasakan cubitan dari harga tinggi ketika mereka ke toko grosir
atau SPBU. Semua orang menderita, tidak ada yang sangat menderita. Sementara
pengangguran adalah rasa sakit selektif, beberapa orang sangat menderita, namun
kebanyak sama sekali tidak merasakan rasa sakitnya. Sangat komunal!
Tidak banyak rasa iri di
Islandia. Berbeda dengan orang Swiss yang menekan rasa iri dengan
menyembunyikan harta mereka. Orang-orang Islandia menekan rasa iri dengan
berbagi! Para musisi Islandia saling membantu, jika satu band memerlukan
pengeras suara atau gitar misalnya, band lain akan membantunya tanpa bertanya.
Iri adalah dosa paling beracun dari tujuh dosa paling mematikan. Rasa iri
cenderung memusnahkan semua hal dalam diri seseorang.
#5 Memuja kegagalan
Bagaimana mungkin Negara
sekecil Islandia mampu menghasilkan lebih banyak seniman dan penulis perkapita
dari Negara lain. Itu karena kegagalan.
Mereka menyukai orang-orang gagal jika
mereka gagal dengan tujuan terbaik. Di dalam kisah-kisah orang sukses,
kegagalan hanya berfungsi untuk mempermanis rasa keberhasilan, itu hanyalah
makanan pembuka. Namun, bagi orang Islandia kegagalan adalah menu utama. Ini
sungguh keren, jika anda bebas untuk gagal, maka anda pun bebas untuk terus
mencoba.
#6 Why So Serious
Bagi orang Islandia, konsep keabadian
di dunia adalah hal yang paling lucu dan konyol. Jangan heran ketika berkunjung
kesana, anda akan melihat rumah-rumah dan gedung yang rapuh, jalan-jalan yang
sangat biasa, disapu ombak sekali saja, kota mereka akan habis. Mereka menganggap
bahwa semua hanya sementara, jadi tak usah terlalu serius dan ngotot. Mereka berteman
dengan alam.
That’s why, the most country that I really want to visit after
Mekkah is Iceland. They have all the cool things I ever imagine.
Sumber bacaaan:
1. The Geography of Bliss by Eric Weiner
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Sigur_R%C3%B3s
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Sigur_R%C3%B3s
ih ngeri....
BalasHapusapa itu enam dosa lainnya selain rasa iri sebagai dosa paling beracun diantara tujuh dosa paling mematikan?????:D
hei kurn, menurutku salah satu dosa paling mematikan itu adalah sotta (sok tahu). mirisnya,spertinya sy memilikinya. huaaaaaa
BalasHapus