Senin, 02 April 2012

So Regret baru mengenal Themilo

Saat pertama kali mendengar namanya, saya langsung teringat pada salah satu merk susu yang sewaktu kecil sangat saya sukai. Seperti biasa, saya mengetahuinya dari wawan me’e, sebagian besar referensi music saya saat ini berasal dari dia, selain dari si Kurn cobokan dan dedy the bobs . Saya baru tahu tentang themilo saat usia saya menginjak 26 tahun saat saya mendapatkan bingkisan hadiah dari jogja berupa CD original Themilo. Saya jarang sekali mendengarkan lagu dari CD, lebih banyak download lagu secara gratisan dari gudang lagu,stafaband dan kawan-kawannya. Terimakasih buat mereka yang mau berbagi lagu-lagu secara gratisan. Terimakasih juga buat wawan atas diskusi musiknya yang selalu menggairahkan.
Ketika pertama kali mendengar lagu mereka, saya langsung teringat dengan lagu-lagu yang dibawakan oleh Sigur Ros, Band beranggatakan empat pemuda asal Ice Land yang sangat kental dengan istrumen yang menyat-nyayat hati. Saya mendapatkan film dokumenter Sigur Ros dari Kurn Cobokan awal tahun lalu. Alat musik yang mereka gunakan unik dan bermacam-macam, bahkan dari batu gunung yang dikumpulkan bisa menghasilkan bunyi yang sangat indah. Terlepas dari Sigur Ros adalah kumpulan pemuda gay, saya sangat adore pada music mereka. Saya dan wawan punya impian suatu saat kami akan nonton konser mereka ditempat-tempat seperti yang ada di film documenter mereka, di hamparan perbukitan hijau disore hari dimana setiap orang bisa nonton dengan rileks bersama orang-orang terkasih, kita bisa selonjoran, berbaring atau dengan gaya apapun bisa. Tapi, semenjak mengetahui Themilo, rasanya penting untuk menyaksikan Themilo dulu sebelum menykasikan konser Sigur Ros.
Album Photograph merupakan album ketiga dari Themilo berisikan delapan lagu.  Sebelumnya di tahun 2003 mereka telah mengeluarkan album berjudul let me begin. Themilo dibentuk pada tahun 1996, dan saya baru menikmati lagu-lagunya di tahun 2011!hiks. Bagi band asal Bandung ini, yang membedakan album Phootograph (2011) dengan yang lain adalah anglenya. Seperti sebuah kamera yang meng-capture objek, dalam album ini objeknya adalah teman-teman Themilo yang bercerita atau berkeluh kesah dan kemudian dituangkan (capturing) ke dalam lirik-lirik yang bertransformasi menjadi sebuah foto. Makanya album ini diberi judul Photograph.
Stethoscope merupakan lagu atau lebih tepatnya instrument diurutan pertama dengan distorsi yang menghentak dan meledak-ledak, bunyi drum dan pianonya-pun kedengaran dominan. Dari instrumen pembuka ini kita sudah bisa merasakan begitu kentalnya pengaruh musik Sigur Ros dalam musikalitas mereka. Di urutan kedua berjudul For All The Dreams that wings could fly. Band yang digawangi oleh Aji gergaji pada gitar dan vocal, suki (bass), Hendi unyil (kibord, synth) dan budi Cilsen (drum) ini masih bertahan dengan lirik yang pendek dan didominasi oleh instrumen yang mengalun mengalir, kelam, sangat pas menemani malam panjang dikamar, menyeruput teh panas sambil menulis atau membaca sampai kamu tertidur.
Lagu yang paling saya sukai adalah so regret, lagu tentang penyesalan setelah dipisahkan oleh maut. do you remember when you strong, do you remember we lough together, now God call you to come back home, no I so regret, ignore everything, everything you said, if you want me to say, I’m sorry for my past. ahhh kamu harus mendengarkannya dulu baru bisa merasakan begitu indah dan mencekamnya lagu ini.
Kemudian ada get into your mind  yang tidak kalah kerennya, dengan suara anjie yang mengalun menggunakan suara kepala, dreams, don’t worry for being alone, daun ranting menuju surga, dan ditutup oleh apart. Biasanya dalam satu album, ada saja satu lagu atau lebih yang tidak terlalu bagus, tapi di album Photograph ini bisa dibilang semuanya sangat memuaskan bagi kuping pecinta musik instrumentalis non menye-menye. Meskipun liriknya agak galau, Themilo sangat berbeda dengan band menye-menye berlirik galau seperti yang sedang digandrungi saat ini. 
saya selalu berharap band dan musisi-musisi seperti Themilo bisa dinikmati oleh banyak kalangan. masyarakat kita hanya menyukai band galau , boy band dan girl band karbitan karena mereka hanya disuguhi musik-musik seperti itu tiap hari. akan tetapi disatu sisi, ada kekhawatiran juga jika band-band indie ini menjadi band yang digandrungi, mereka tidak akan keren lagi.  Sepertinya menjadi keren itu memang harus beda dan sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar