Rabu, 11 April 2012

Romantisme ber-UKPM

Di semester-semester akhir saat jadwal kuliah kami sudah mulai renggang, untuk mengisi waktu luang, saya dan ana hunting organisasi yang pas dan worthy untuk digeluti. Akhirnya pilihan kami jatuh pada Unit Kegiatan Pers Mahasiswa. Waktu itu sore-sore ana datang ke kosan saya,  dan dia mengajak untuk ikut in house training (IHT) di UKPM, sore itu juga saya langsung capcus ke UKPM. Padahal seharusnya saya harus punya sertifikat diklat jurnalistik dulu baru bisa ikut IHT, kata ana tidak apa-apa, coba dulu, lah wong kita Cuma mau belajar, kalo ditolak yah sudah, kita cari tempat lain. Hmmm betul juga..
Dan tibalah kami di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) unhas. Agak ragu kami melangkahkan kaki, akhirnya kami sampai di ruang tempo, ketika masuk kami langsung disambut oleh gambar Che Guevara menutupi dinding berukuran sekitar 3 x 4 meter, sebenarnya sama sekali tidak mirip dengan che, malah lebih mirip rhoma irama. Wkwkwk. Ada seorang laki-laki yang dengan sangat ramah mempersilahkan kami masuk, belakangan saya tahu namanya Andi Maddukelleng. Ruangan berukuran 3 x 6 itu sangat sesak oleh peserta IHT dari berbagai fakultas. Ana sih enak, soalnya dia sudah kenalan sejak mereka ikut diklat jurnalistik, saya bermodalkan pede saja tanpa bekal sedikitpun tentang menulis secara professional. Walhasil sayapun tetap diterima, tapi harus ikut diklat ditempat lain. Orang-orang pertama yang saya kenal adalah si gondrong Ulla, Fuhrer yang masih kurus kerempeng, fitri yang dari dulu memang doyan nyerocos. Pulang-pulang kami sudah dapat tugas untuk menulis artikel dan straight news. Sejak saat itu saya baru menyadari bahwa menulis itu penting, dan saya harus membiasakan diri untuk menulis.
Bulan berlalu, paserta IHT semakin berkurang jumlahx, alam telah menyeleksi kami untuk bertahan.heu heu. Sampai pada akhirnya kami sudah memenuhi syarat untuk dikukuhkan. pengukuhan angkatan saya dilaksanakan di tepi danau unhas, entah karena tempat itu yang dianggap paling cucok buat kami atau kekurangan dana. Banyak senior-senior yang datang, acara itu semacam ajang silaturahmi kami anak baru dengan pendahulu-pendahulu yang sudah alumni. Tapi entah kenapa saya merasa malam itu terlalu banyak advice dan romantisme masa lalu. Yah setiap generasi punya sejarahnya masing-masing. Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk menikmati romantisme masa lalu kita. Lucunya, para tetua dibiarkan ceramah sendiri, satu persatu dari kami meninggalkan tempat itu. Wkwkwk. kami sepertinya bukan generasi yang pandai menjaga perasaan. Sampai terjadi ketidak enakan antara senior, panitia, dan tentunya kami yang dikukuhkan
Kolom Pencapir Bengak
Yang paling menarik dari acara itu adalah pentas keseniannya. Ada panggung kecil dilengkapi gitar, jimbe, dan sound system alakadarnya. Setiap orang boleh bahkan harus menyumbangkan perform, boleh baca puisi nyanyi atau apapun itu. Saya masih ingat sekali dengan malu-malunya saya dan ana naik ke atas panggung, saya main gitar dengan kemampuan dibawah standar, dan kami menyanyikan lagunya cranberries “You’re gone”. Sungguh malunya setengah mati. Bagaimana tidak, yang datang dari organisasi tetangga banyak sekali. Apalagi ada gerombolan dari idefix Ippank, Hera, wali, Madi, dan banyak orang yang waktu itu saya tidak kenal sama sekali yang terus teriak-teriak dan siul-siulan. Tapi untungnya semua dapat giliran. Yahhh setidaknya saya dan ana tidak malu-maluinlah.
Kemudian menjelang dini hari, ada semacam petualang kecil-kecilan, kami harus melalui beberapa pos. Di tiap pos kami disuguhi berbagai permasalahan kemudian diberikan ceramah singkat. Yang paling lucu ketika sampai di pos yang digawangi oleh Gun dan kawan-kawan, saya tidak tahu persis siapa yang mendampingi gun, tapi dugaan saya ada adam di situ. Mereka berbicara panjang lebar tentang ALENIASI (kalau tidak salah), jujur materi itu terlalu berat diterima oleh otak yang sudah sangat lelah di tengah malam gelap gulita dan basah. Apalagi kami masih sangat awam dengan tema-tema seperti itu. Yang saya ingat, saya tertidur waktu itu. Upss sorry mas brow.
Setelah resmi menjadi anggota UKPM, saya aktif menjadi pengurus. Ana memilih untuk break, karena dia harus fokus ke kuliah kedokterannya dan aktif di organisasinya di Fakultas. Keputusan saya untuk aktif di UKPM menyelamatkan saya. Di UKPM-lah saya belajar untuk berdialektika dan tidak menjadi biasa-biasa saja. Di sana saya belajar menghidupi organisasi, berjuang bagaimana agar supaya organisasi tidak hanya menjadi tempat berkumpul dan melakukan serentetan ceremonial, tapi bagaimana agar organisasi bisa menjadi wadah untuk belajar dan berbuat untuk sesuatu yang kami yakini benar. Sebelumnya saya sempat mencoba untuk aktif di organisasi di fakultas atau jurusan, Cuma tidak ada yang bisa membuat saya betah seperti UKPM membuat saya addicted.  Di UKPMlah saya belajar untuk menyatakan pendapat secara frontal, menyatakan ketidaksukaan saya pada sesuatu dan tanpa ragu mengungkapkan suka pada sesuatu yang saya sukai.
UKPM sering disebut rumah pelangi, karena UKPM selalu menampung semua jenis manusia dan barbagai jeni karakter, bahkan jenis manusia yang tidak diterima di komunitas lain, di UKPM semua punya peluang yang sama untuk berkembang. meskipun belakangan istilah rumah pelangi masih menjadi perdebatan. Tapi apasih yang tidak diperdebatkan di rumah itu, semut yang berbaris di dinding saja bisa menjadi bahan diskusi berjam-jam. Rumah pelangi sudah seperti rumah sendiri, saya hanya balik ke kosan ketika ingin beristirahat saja, sungguh luar biasa sibuknya  berada di tempat itu, dari pagi sampai malam pekerjaan seakan tidak ada habisnya, semacam mengurusi Negara saja. Hahaha. Waktu itu badan saya menyusut drastis, mungkin karena kecapean, apalagi tidak gampang menghadapi karakter-karakter aneh bin ajaib di rumah pelangi itu, saya kecapean fisik dan mental. Tiap hari berdebat sama fitry tentang apapun itu, dengan kurni, dengan fahri, terlebih dengan wawan. Benar-benar menguras emosi. Huhuhu.
Di Gedung Ipteks, tempat kita bermain
Wadah untuk berdebat paling sengit adalah TEROR.COM. Diary bersama yang disediakan untuk menampung segala macam unek-unek dan semua-muanya. Temanya bisa sangat serius, tapi kadang nyampahx benar-benar nyampah. TEROR juga sering menjadi tempat untuk bertengkar sengit dan berargumen. Bahkan orang-orang pendiam seperti Kurn bisa menjadi sangat cerewet ketika menuliskan pendapatnya.
boleh kak, diliat-liat aja dulu, ini murah loh!
Ketika menjelang sore, kami sering duduk di tangga depan UKM mengamati berbagai macam aktivitas eks-skul mahasiswa mulai dari main Taekwondo, panjat tebing, futsal, marching Band, bola volley dan yang paling penting menggodai cewek-cewek cantik yang sedang lewat. Yahhh, kami cewek-cewek lama-lama jadi terpengaruh dengan kebiasaan cowok-cowok, soalnya kami sangat minoritas. Ritual yang paling tidak bisa saya lupakan adalah konser bersama, atau nyanyi non stop hits caca lala. Segala jenis genre music kami sikat habis, meskipun kualitasnya pas-pasan, dari dangdut, regge,  melayu, bugis, Makassar, rock,  britpop, punk dan banyak lagi. Biasanya yang sering menjadi leader/gitaris adalah dedy the bobs. Dedy tidak hanya jago menulis, tapi dia juga punya musikalitas tinggi. Dia sangat fasih menyanyikan lagu melayu. Dan yang bertugas menabuh Jimbe adalah kurni. vokalisnya bisa sampai 10 orang bahkan lebih. Kami bahkan sering ditegur sama tetangga karena terlalu berisik. Tidak ada suara falls, semuanya boleh bernyanyi. Bahkan adam dan asad yang suaranya falls minta ampiun boleh bernyanyi dengan sangat pedenya. Makanya kami bilang, jika ingin menumbuhkan rasa percaya diri, bergabunglah di UKPM. Orang yang tadinya pendiam,setelah masuk di UKPM bisa menjadi cerewet, tapi tidak jarang setelah aktif di UKPM karakternya menjadi aneh dan uncontrol. Yahhh tergantung kadar keimanan masing-masing lah.
Pengalaman saya berUKPM tidaklah sebanding dengan apa yang dialami oleh kawan-kawan yang lain, K Anwar dkk, K Irna, Adam, Asad, Gun, dr. V, Cia, Akel, Abang, Dedy, K Nuru, dan semuanya. Cerita ini hanya penggalan kecil tentang UKPM. Sungguh tempat itu selalu membuatku tertawa sendiri dan merasakan kangen. 

Oh yahh, tulisan ini sama sekali tidak bermaksud memaksakan orang lain merasakan romantisme berUKPM saya. it's just for fun. heheh

3 komentar:

  1. jd ndag bisa ngebayangin, saat membawakan sebuah lagu, kenapa ndag kepikiran saat2 bersama di SIFOR kmaren,,, hahahahah

    BalasHapus
  2. coba coba mana pengalamanx sm ex ketua ukpm, bs lah di bagi...
    hehehehe piss tante...

    BalasHapus
  3. om dirga,itu uruasan dapur,hehehe tidak eloklah dishare di sini.hehe

    BalasHapus