Ini baru namanya liburan, ketika
adrenalin sudah sampai di ubun-ubun. Jika biasanya saya selalu ngomel ketika
melihat pengguna jalan ugal-ugalan, kali ini saya hanya duduk takzim mengamini
seluruh keputusan gila abang ojek. Dari lapangan Banteng Jakpus, dijam paling
macet dan padat, pukul 4 sore, long weekend pula, serupa bermain rolling
coster, kami menerobos lampu merah sampai hampir disambar segerombolan motor
dari arah berlawanan, ngebut di trotoar pejalan kaki, bermacet-macet ria di rel
kereta api yang sirenenya sudah meraung-raung petanda kereta akan segera lewat,
dan dalam waktu 20 menit sampai di terminal Rawamangun dengan selamat dan
jantung yang hampir copot.
Bersama Ari Pimpinan Rombongan (Pimpro), Marti, Hence,
Fenot, Diah, Santi, dan Niar.
Inilah dia Gerombolan The Nekad Treveler
Hangatnya sambutan mentari pagi Wonosobo, serta merta menyapuh bersih rasa capek dan pegal-pegal akibat menempuh perjalanan bis selama 12 jam dari Jakarta. Apalagi kami disambut dengan sajian tempe kemul dan teh hangat serta sarapan pagi yang sambelnya tiada duanya di dunia oleh ibunya Marti. Kami langsung full charge, siap memulai liburan ala Nekad Treveler.
Serayu Seruya (29 Maret 2013)!
Awalnya kami mengira tarif
Rp200.000 itu kemahalan. Maklum budget kami untuk trip ini sangat minim. Tapi
setelah seharian menelusuri Serayu river
sepanjang 16 km dengan treatment yang
sangat memuaskan dan track yang
menantang. It was worth it lahh.
Liburan ini berbeda, karena kami
berhasil mengalahkan ketakutan-ketakutan kami sendiri. Tak satupun diantara
kami yang bisa berenang, membayangkan dicebur ke air sedalam satu meter saja
sudah sesak nafas. Tapi di arus sungai Serayu yang deras dan bertangga-tangga,
kami berhasil mengalahkan ketakutan itu.
Sungai Serayu terletak di Jawa
Tengah dengan panjang 3719 km. Hulu Sungai Serayu berada di Dataran Tinggi
Dieng Kabupaten Wonosobo dan bermuara di Cilacap . Ada enam kabupaten yang
tercakup daerah aliran sungai ini: Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Kebumen, dan Kabupaten Cilacap.
Serayu memiliki banyak jeram
kelas III-IV. Pak Roso, guide kami sewaktu melakukan arung jeram, banyak
memperkenalkan jenis jeram disepanjang sungai Serayu. Ada Jeram keriting, jeram
goyang, jeram menari, jeram melayang, jeram panjang, dan lain-lain. Yang benar
saja sewaktu melewati track itu, kami memang seperti sedang bergoyang, melayang
seperti nama yang pak Roso sebutkan. Petualangan kami semakin dramatis karena
disertai hujan lebat.
Malam telah menjemput ketika kami
beranjak meninggalkan The Pikas Natural Resort Rafting-Adventure. Di sepanjang
jalan kembali ke rumah Marti, kami menyaksikan volume air sungai Serayu sudah
meningkat tinggi dengan warna coklat susu pekat. Dalam hati kami terus berucap
syukur atas keselamatan yang Tuhan selalu sertakan kepada kami.
Dieng Plateu (30 Maret 2013)
Pada mulanya, semuanya ragu untuk
melakukan perjalanan Wonosobo-Dieng dengan menggunakan mobil Pick Up. Takut
masuk anginlah, nanti hitamlah, takut ditertawakan orang, dan banyak alasan
lainnya. Tapi kami berhasil menaklukkan ketakutan-ketakutan dan gengsi itu.
ciaaaat
Wanita-wanita berkerudung yang cantiknya
seperti bidadari turun dari kayangan ini (hueek), berhasil melakukan berjalanan
seharian penuh dengan naik mobil Pick Up! Tanpa malu-malu, tanpa takut hitam,
tanpa takut dicap kampungan dan miskin. Tidak peduli orang lain mau bilang apa.
Yang penting we were having fun.
Kompleks candi Arjuna
Tempat pertama yang kami kunjungi
di Dieng Plateu adalah kompleks percandian arjuna. Di kompleks ini juga terdapat
Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi
Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut.
Bagi cewek-cewek, adakah yang
lebih penting dari ritual foto-foto? Untuk itu, terima saja serangan foto-foto
narsis berikut ini. Ciaaaaat
Kawah Si Kidang
Kesan saya, kawasan kawah Si Kidang ini kurang terawat. Tapi futu-futu
tidak boleh terlewatkan.
Oh iya, Kawah Si Kidang sangat
amat aman untuk dikunjungi. Media terlalu lebay memberitakan status siaga Dieng
tanpa mempertegas Bagian Dieng mana yang berbahaya. Buktinya Alhamdulillah kami
bertujuh masih hidup sampai sekarang meskipun sudah foto-foto tepat di pinggir
kawah Si Kidang.
Telaga Warna
Setelah mendengarkan penjelasan
dari guide kami yang cantik “mbak lilis”
tentang mitos Telaga Warna, kami berkeliling menelusuri gua-gua yang ada
disekitaran Telaga Warna. Bumi sepertinya terlalu merestui perjalanan kami,
sampai mengeluarkan air mata berkali-kali, kali ini kami terjebak di gua
pernikahan, kehujanan dan kedinginan.
Dieng Plateu Theater
Secara administrasi, Dieng terbagi
ke dalam dua bagian, Dieng Kulon berada dalam wilayah
Kecamatan Batur (Kabupaten
Banjarnegara)
dan Dieng Wetan berada dalam wilayah Kecamatan
Kejajar (Kabupaten Wonosobo).
Sebelum berangkat ke Dieng,
gencar sekali pemberitaan di media massa dan cetak bahwa Dieng meningkat
statusnya dari status waspada menjadi Siaga. Tidak adanya klarifikasi tegas Dieng
bagian mana yang berbahaya jelas menyebabkan usaha pariwisata Dieng merugi.
Kawah yang sedang mengeluarkan
gas CO2 hingga 0.6 persen volume dan H2S hingga 57 ppm , gas berbahaya yang
bisa menyebabkan kematian, adalah Kawah Timbang yang berada di desa sumberejo
kecamatan batur Banjarnegara (Dieng Kulon). Terletak kurang lebih 17 km dari
objek wisata yang sedang kami kunjungi saat ini Dieng Wetan.
Nah, di DPT ini kita bisa
menyaksikan film documenter tentang sejarah dataran tinggi Dieng serta kakayaan
dan bahaya yang terkandung didalamnya. Sayangnya karena kecapean, sebagian dari
kami malah tertidur sepanjang film diputar. Hihiihi
Puncak Sikunir (31 Maret 2013)
Disinilah puncak dari rangkaian
liburan Nekad ini. Sebagian dari kami tidak pernah mendaki gunung. Meskipun demikian,
kami membawa semangat 45 untuk mencapai puncak Sikunir menyaksikan matahari terbit.
Di pagi gelap dan dingin, puncak sikunir sudah dijejali oleh orang-orang dari
luar Dieng ingin menyaksikan matahari terbit. Dalam hati saya berbisik,
beginilah tabiat orang urban, membangun tembok dan beton di kota sehingga
matahari pagi tak bisa lagi kelihatan, kemudian berlomba-lomba ke desa hanya
untuk menyaksikan matahari terbit, apa maunya manusia-manusia ini ya Tuhan.
Di perjalanan ke puncak kami
bertemu brondong-brondong, yang dengan sukarela mau diperdaya oleh Ari untuk
jadi tukang foto. Wakakakak.
Tak lupa pula kami mampir ke
rumahnya ibunya Jihan menyantap Mie Ongklok yang enak enak enak. Shavinpun
jauh-jauh dating dari magelang, dan ini dia gambarnya. Seperti sedang arisan
yahh.
Kami menutup liburan Nekad ini
dengan naik dokar ke tempat penjual oleh-oleh. Namanya juga menguji adrenalin,
kami bertujuh dengan tentengan di pundak dan di tangan muat dalam satu dokar. Saking
penuhnya, tukang kusirnya harus jongkok di pijakan naik sebelah kanan dokar
karena tidak kebagian tempat duduk. Kasihan sekali kudanya….
over all
Kami sangat menikmati liburan
kali ini. Ini baru namanya liburan!
kapan2 di ulang maen ke banjarnegra mab . . .
BalasHapusDESTINASI WISATA EDKUKASI DAN PETUALANGAN DI BANJARNEGARA
jenuh dengan rutinitas sehari- hari yang menyita pikiran dan tenaga anda??
ini_lah saatnya anda untuk me_refresh seluruh tenaga dan pikiran anda.
berwisata aman, nyaman serta penuh pengalaman yang tak terlupakan.
info
site : http://www.arungjeramserayu.com/20-Wisata+Banjarnegara+Wonosobo.html
Fan page : https://www.facebook.com/pages/Arung-jeram-serayu/123099567744448?sk=photos_albums
phone : +6285247097777
Pin:3135D400