Pernah saya
menganggap berbeda atau memilih jalur alternatif itu seksi dan keren. Tetapi saat
banyak orang yang berlomba-lomba membuat dirinya menjadi berbeda dan membuat
identitas diri eksklusif bahwa mereka berbeda dan yang paling keren, sekonyong-konyong
perspektif itu bertransformasi menjadi 180 derajat berkebalikan.
Saat ini kelompok
yang merasa diri paling berbeda dan keren ini menyebut dirinya HIPSTER. Kelompok
yang menganggap selera usiknya paling keren dan berbeda dari pasaran, merasa
tahu banyak tentang band-band indie, menganggap vinyl
jauh lebih keren dari MP3 atau music digital, menganggap bacaan kiri itu hanya
dia yang tahu, memiliki web pribadi dan memiliki tulisan-tulisan yang kritis, merasa
keren ketika naik kereta sementara dia punya motor atau mobil di rumah, memakai
pakaian sepatu dan aksesoris yang tidak pasaran, dan tersiksa setengah mati
karena akan selalu mengambil jarak dari mainstream supaya dianggap keren, sekali
lagi supaya dianggap paling keren!
Ketika salah satu kandidat gubernur memakai
baju kotak-kotak sebagai jargon kampanye, serta merta dia memensiundinikan baju
kotak-kotaknya yang seabrek-abrek yan begitu dia puja dulu. Berhenti mendengarkan Sigur Ros setelah lagu-lagunya diputar di BBC untuk film ikan paus. Berhenti mendengarkan
Radiohead dan mengganggapnya sebagai new
EMO. Hahaha kasihan betul manusia-manusia seperti ini.
Atau mungkin ada juga yang tidak menyebut dirinya Hipster, tapi kelakuannya sama seperti hipster. Semangatnya sama, menjadi berbeda agar disebut keren. sebenarnya tidak ada masalah ketika menganggap dirimu paling keren, paling ganteng, atau yang paling apalah. Demi Tuhan itu hak setiap manusia! Tetapi menjadi alay ketika mengajak yang lain dan membuat kelompok yang eksklusif. Makanya selalulah berhati-hati dengan eksklusifitas. Dan instrument yang membuat kelompok ini menjadi lebih alay lagi yaitu twitter dan facebook. Setiap kali mereka melakukan kegiatan, diumumkanlah di jejaring social, seolah mereka ingin mendapatkan pengakuan bahwa mereka paling keren. meskipun demikian, saya masih sangat percaya bahwa begitu banyak orang yang berbeda dan melakukan hal-hal yang mengagumkan, tapi tidak NORAK, mereka tidak menonjolkan diri, mereka tidak butuh publikasi apalagi mempublikasikan diri.
Hipster lahir dari
dialektika kebudayaan dan pergaulan. Hipster lahir dari sekelompok orang yang
mencaci maki mainstream dan anak-anak alay. Tapi anehnya mereka membentuk alay
tandingan. Hahaha. Pemilik akun Gantole.wordpress menyebutnya alay elitis dan membeberkannya
secara sarkastik di tulisannya mengapa Para Hipster Menyebalkan. ini seperti lingkaran setan, kelompok alay mengangap terlalu sederhana itu kampungan maka dibuatlah segala sesuatu jadi lebay dan rumit, kemudian muncul kelompok hipster yang mencaci kelompok alay dan mainstream, dan selanjutnya saya bisa jamin akan lahir lagi kelompok tandingan hipster. kita lihat saja nanti.
Maka sayapun bisa
memaklumi, mengapa kawan saya yang paling aneh sedunia si Kurn Cobokan memilih
beralih menjadi Nihilis.xixixixii
or am I a Hipster too????!!! damn it
Apapun yang berlebihan suatu saat akan menjadi malapetaka
or am I a Hipster too????!!! damn it
Apapun yang berlebihan suatu saat akan menjadi malapetaka
Ditulis disela-sela hiruk
pikuk koreksi NK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar