Senin, 24 September 2012

The Coolest Men part 1


Baiklah, mari kita uji taste dalam memilah mahluk paling indah di dunia ini. Anggap ini sebagai permainan yang serius. Boleh disimak, tapi tak usah dimasukkan ke dalam hati. Sebagai wanita normal, sampai saat ini saya masih tertarik melihat, membicarakan, dan mencari tahu mahluk bernama pria yang menarik. Tunggu dulu, kita harus meredefenisi arti dari kata menarik ini. Menarik tidak hanya ketika indah dipandang mata. Pembawaan, ucapan, isi kepala, habit, perspektif adalah hal yang paling penting dalam menentukan seseorang itu menarik atau tidak. Meskipun begitu, wajah dan body language adalah hal pertama yang paling mudah untuk dikagumi.
Kurt Cobain
Siapa yang tidak mengenal cowok urakan keren satu ini.  Saya sungguh menyukai rambut halusnya yang blonde yang selalu dibiarkan tergerai seperti tidak pernah disisir. Dia semakin tampak manis dengan T-shirt, kardigan, dan jeans yang selalu membalut tubuhnya yang ringkih nyaris tidak berotot. Matanya yang bulat, tajam, tapi sayu (aneh kan!) selalu ditutupi oleh sejumput rambutnya yang acak-acakan menambahkan kesan misterius dalam diri pria yang meninggal di usianya yang ke 27 ini.

Senin, 17 September 2012

Poor Us



Bagaimana mungkin engkau bisa tertidur lelap, sementara di emperan rumahmu seorang bapak paruh bayah sedang terbaring kesakitan. Kakinya bengkak karena penyakit yang mungkin tak pernah diobati, bahkan tak punya bilik sekedar untuk berbaring.  Kakinya sudah membengkak seperti mau pecah, koreng dimana-mana, darah dan nanah terus merembes. Bagaimana mungkin engkau menjalani hidup dengan tenang, sementara engkau terus dilingkupi oleh ketidak adilan dan keapatisan.
Picture taken from here

 Bagaimana bisa kamu menganggap dunia ini sedang baik-baik saja, sementara kamu bisa menyaksikan orang sekarat dimana-mana. Seorang bapak paruh bayah, berjalan memakai tongkat dengan muka meringis kesakitan. Kakinya sebelah kanan, tinggal separuh, kangker ganas telah menggerogoti kakinya, dan dia tetap harus mencari uang, bukan untuk berobat, tapi untuk mencari sesuap nasi.
Bagaimana bisa kamu tenang menjalani hidup, semantara seorang bapak yang tinggal dibilik di dekat kosanmu meninggal karena sakit yang tidak tertolong. Mati adalah takdir Tuhan, tapi tugas manusia untuk terus berusaha dan berbagi. Lalu dimana kita yang merasa diri paling bermartabat?
Bagaimana bisa kamu mengatakan bahwa kita sedang menuju kepada kehidupan yang lebih baik, sementara kamu tahu, tak terhitung uang rakyat dihambur-hamburkan oleh segerombolan orang untuk kegiatan-kegiatan ceremonial nihil guna, acara plesiran, dan dikorupsi secara massal.
 Apa yang bisa dibanggakan dari pertumbuhan ekonomi yang terus melaju naik, jika setiap hari kita terus menyaksikan orang-orang mati sekarat?!

Tentang Kebahagiaan dan Kesedihan



Ketika suasana hati sedang kelabu. Banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk mengobatinya. Tentunya tidak dengan mengumumkan ke seluruh penjuru dunia tentang masalah yang dihadapi melalui jejaring social, apalagi memanjatkan doa di wall facebook, twitter, atau dinding apapun itu. saat ini saya benar-benar elergi dengan hal semacam itu.
Ketika dirundung sedih. Banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk mengobatinya.   Memasrahkan kepada satu-satunya pemberi kehidupan, Jalan-jalan menyaksikan betapa banyak kehidupan di luar sana yang lebih menyedihkan, kontemplasi, atau membaca. Ada satu bacaan yang benar-benar bisa membuat semuanya terasa ringan. “Tentang kebahagiaan dan kesedihan”. Yah karya indah ini bisa ditemukan di buku “sang Nabi”-nya Kahlil Gibran.
Tentang Kebahagiaan dan Kesedihan
Suka cita adalah duka cita yang terbongkar kedok aslinya. Dari sumber yang sama, yang melahirkan tawa,betapa seringnya mengalir air mata.
Dan bagaimana mungkin terjadi yang lain?
Semakin dalam sang duka menggoreskan luka ke dalam sukma, maka semakin dalam sang kalbu mewadahi bahagia yang tersirat.
Bukankah piala minuman pernah menjalani pembakaran ketika berada dalam pembuatan?
Dahulu, bukankah seruling yang menghibur seorang insan, sebilah kayu yang pernah dikerati, tatkala dia dalam pembuatan?
Dan apabila kamu sedang bergembira, bercerminlah dalam-dalam ke dalam lubuk hatimu, disanalah engkau akan menemukan bahwa hanya dengan membuat derita, maka kau akan bisa membuat kebahagiaan.
Apabila engkau berduka cita, bercerminlah lagi ke dalam lubuk hatimu, di sanalah pula kau akan menemui bahwa sesungguhnya engkau sedang menangisi sesuatu yang pernah engkau syukuri.
Di antara kalian ada yang mengatakan:
“Suka cita itu lebih besar dari duka cita”.
Yang lain mengatakan:
“Tidak, Dukalah yang lebih besar dari suka”.
Tetapi aku berkata padamu:
Bahwa keduanya tak akan terpisahkan. Bersama-samalah di meja makanmu, serta ingatlah selalu bahwa yang lain sedang terlelap dipembaringanmu.
Sebenarnya engkau ditempatkan tepat di tengah timbangan, yang adil.
Menengahi kegembiraan dan kesedihan.
Hanya apabila engkau sedang hampa, kau akan terdiam tak bergerak, dan seimbanglah takarannya.
Ketika sang bendahara berkenan mengangkatmu,untuk menguji berat emas perak yang ada di pinggang, saat itulah kesukaan dan kedukaan akan timbul tenggelam.