Saat pertama kali mendengar namanya, saya langsung teringat pada salah satu
merk susu yang sewaktu kecil sangat saya sukai. Seperti biasa, saya
mengetahuinya dari wawan me’e, sebagian besar referensi music saya saat ini berasal
dari dia, selain dari si Kurn cobokan dan dedy the bobs . Saya baru tahu tentang themilo saat usia saya menginjak 26 tahun saat saya
mendapatkan bingkisan hadiah dari jogja berupa CD original Themilo. Saya jarang
sekali mendengarkan lagu dari CD, lebih banyak download lagu secara gratisan
dari gudang lagu,stafaband dan kawan-kawannya. Terimakasih buat mereka yang mau
berbagi lagu-lagu secara gratisan. Terimakasih juga buat wawan atas diskusi
musiknya yang selalu menggairahkan.
Ketika pertama kali mendengar lagu mereka, saya langsung
teringat dengan lagu-lagu yang dibawakan oleh Sigur Ros, Band beranggatakan empat
pemuda asal Ice Land yang sangat kental dengan istrumen yang menyat-nyayat
hati. Saya mendapatkan film dokumenter Sigur Ros dari Kurn Cobokan awal tahun
lalu. Alat musik yang mereka gunakan unik dan bermacam-macam, bahkan dari batu
gunung yang dikumpulkan bisa menghasilkan bunyi yang sangat indah. Terlepas
dari Sigur Ros adalah kumpulan pemuda gay, saya sangat adore pada music mereka. Saya dan wawan punya impian suatu saat
kami akan nonton konser mereka ditempat-tempat seperti yang ada di film documenter
mereka, di hamparan perbukitan hijau disore hari dimana setiap orang bisa
nonton dengan rileks bersama orang-orang terkasih, kita bisa selonjoran, berbaring
atau dengan gaya apapun bisa. Tapi, semenjak mengetahui Themilo, rasanya penting untuk menyaksikan Themilo dulu sebelum menykasikan konser Sigur Ros.
Album Photograph
merupakan album ketiga dari Themilo berisikan delapan lagu. Sebelumnya di tahun 2003 mereka telah mengeluarkan
album berjudul let me begin. Themilo dibentuk pada tahun 1996, dan saya baru menikmati lagu-lagunya di tahun 2011!hiks. Bagi band
asal Bandung ini, yang membedakan album Phootograph (2011) dengan yang lain
adalah anglenya. Seperti sebuah
kamera yang meng-capture objek, dalam
album ini objeknya adalah teman-teman Themilo yang bercerita atau berkeluh
kesah dan kemudian dituangkan (capturing)
ke dalam lirik-lirik yang bertransformasi menjadi sebuah foto. Makanya album ini diberi judul Photograph.
Stethoscope merupakan lagu atau lebih tepatnya instrument diurutan
pertama dengan distorsi yang menghentak dan meledak-ledak, bunyi drum dan
pianonya-pun kedengaran dominan. Dari instrumen pembuka ini kita sudah bisa
merasakan begitu kentalnya pengaruh musik Sigur Ros dalam musikalitas mereka.
Di urutan kedua berjudul For All The
Dreams that wings could fly. Band yang digawangi oleh Aji gergaji pada
gitar dan vocal, suki (bass), Hendi unyil (kibord, synth) dan budi Cilsen
(drum) ini masih bertahan dengan lirik yang pendek dan didominasi oleh
instrumen yang mengalun mengalir, kelam, sangat pas menemani malam panjang dikamar,
menyeruput teh panas sambil menulis atau membaca sampai kamu tertidur.
Lagu yang paling saya sukai adalah so regret, lagu tentang penyesalan setelah dipisahkan oleh maut. do you remember when you strong, do you
remember we lough together, now God call you to come back home, no I so regret,
ignore everything, everything you said, if you want me to say, I’m sorry for my
past. ahhh kamu harus mendengarkannya dulu baru bisa merasakan begitu
indah dan mencekamnya lagu ini.
Kemudian ada get into
your mind yang tidak kalah kerennya,
dengan suara anjie yang mengalun menggunakan suara kepala, dreams, don’t worry for being alone, daun ranting menuju surga, dan
ditutup oleh apart. Biasanya dalam
satu album, ada saja satu lagu atau lebih yang tidak terlalu bagus, tapi di
album Photograph ini bisa dibilang semuanya sangat memuaskan bagi kuping
pecinta musik instrumentalis non menye-menye. Meskipun liriknya agak galau, Themilo
sangat berbeda dengan band menye-menye berlirik galau seperti yang sedang
digandrungi saat ini.
saya selalu berharap band dan musisi-musisi seperti Themilo bisa dinikmati oleh banyak kalangan. masyarakat kita hanya menyukai band galau , boy band dan girl band karbitan karena mereka hanya disuguhi musik-musik seperti itu tiap hari. akan tetapi disatu sisi, ada kekhawatiran juga jika band-band indie ini menjadi band yang digandrungi, mereka tidak akan keren lagi. Sepertinya menjadi keren itu memang harus beda dan sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar