“Kell terlihat di antara rerumputan, terkapar di atas tanah yang baru
muntah, yang dahak-dahak coklatnya berantak melumuri jasad. Tak ada apa-apa
yang berarti di rentang 20 meter jarak kami. Namun, kenapa tidak bisa aku
mencapainya. Kell, kakimu beroles saus merah, hangus, dan ―hilang.”
Bodhy terus meronta-ronta
berusaha melepaskan diri dari cengkraman Khie Tang, Epona, dan Neang. Kell
sudah terpanggang macam barbeque.
Tapi tak ada satupun yang bisa ke sana sampai ada detector yang berfungsi. This is a Standard Operating Procedure!
Namun, Bodhy berhasil
melepaskan diri, mencari batas aman agar tidak lagi disergap oleh siapapun. Mendekati
Kell yang tubuhnya tinggal setengah saja.
“sssst. Tak ada ruang untuk kalian. Kini aku harus mendengarkan bumi. Jumput-jumput.
Desik daun. Nyanyian batu. Desas-desus tanah. Mereka bicara pada tubuhku yang
lebih tahu dan lebih bijak dari isi benak.”