Arus balik, adalah buku pertama yang aku baca
dari sekian banyak karyanya yang gemilang. Waktu itu aku masih di semester-semester
awal menjelang pertengahan kuliah. Sungguh disayangkan baru mengenal penulis sekaliber
dia di usia yang bisa dibilang sangat telat untuk melek buku-buku bagus. Jika
tidak bergabung dengan unit kegiatan pers mahasiswa (UKPM) yang hari ini
berulang tahun, mungkin akan lebih telat lagi aku mengenalnya. Sebelumnya aku hanya
terbuai dengan novel-novel remaja atau detektif, dan buku inovasi, belakangan
buku inovasi selfhelp atau apapun namanya tidak kusentuh lagi.
Selanjutnya aku berkelana dengan tetralogi Pulau Buru
dan semakin terkesima dibuatnya. Keempat buku itu sangat kaya dengan informasi
dan dibangun dengan kekaguman dan kecintaan pada ilmu pengetahuan.
Setelah sekian lama tak membaca buku-bukunya Pram
lagi, beberapa bulan lalu aku membeli Panggil Aku Kartini, tapi tak habis aku
baca, entah kenapa aku tidak mendapatkan energi seperti di arus balik atau di Tetralogi
Pulau Buru. Terakhir, aku ke
toko buku loak senen dan seperti biasa langsung menuju tokonya bang Mora si
Batak ganteng dan slengean, mataku langsung tertuju pada Nyanyian Sunyi Seorang
Bisu (NSSB), tanpa babibu langsung kubawa pulang dengan harga yang lumayan murah 30 rb. Sebenarnya ada dua bagian, tapi aku hanya
membeli bagian pertamanya saja dulu.
Mungkin terlalu prematur untuk membagi apa yang
aku baca di NSSB ini, tapi sudah terlalu banyak yang aku dapat dan tak kuasa lagi untuk kusimpan sendiri. Selain itu, aku
tidak bisa mengandalkan ingatanku saja, makanya harus aku tulis.
======