Jika overdosis baliho bergambar politisi bisa membuat anda muntah dan kejang-kejang, maka bisa jadi anda akan mengeluarkan seluruh isi perut anda dan kemudian koma ketika memasuki kota ini.
Memasuki gerbang selamat datang, bukan penunjuk jalan atau jajanan budaya dan ciri khas kota ini yang akan menyambutmu. Tetapi, bersiaplah untuk diserang segerombolan orang-orang tak tahu malu, menjajakan pose, senyum, dan kata-kata yang mungkin akan membuatmu menggigil sampai tak sadarkan diri. Semakin mereka memiliki jabatan, makin dangkal dan memalukan tampang mereka di baliho-baliho itu. Beribu macam janji palsu diumbar. Menjanjikan peningkatan kesejahteraan, tatanan kota dan infrastruktur yang lebih baik, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih murah bahkan gratis, bla bla bla.
Sebelum pingsan lagi, anda harus membuktikan dulu, bahwa apa yang tertulis di baliho itu adalah bualan omong kosong tong kosong bulshit baga-baga pabbote kutu kampret kelaut aja loe. Katanya akan membawa kota ini menjadi kota yang tertata dan nyaman, nyatanya anda akan mendapati kemacetan yang mengular sampai sejauh mata memandang. Katanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, nyatanya Pedagang kaki lima yang dulunya menjadi tempat nongkrong anak muda berdiskusi sambil minum sarabba dan makan gorengan, digusur, digantikan dengan beton, ruko, rumah bernyanyi, minimarket, dan baliho-baliho (saya sudah bilang kota ini adalah kota sejuta baliho).